Kami hanya sekadar ingin share
singkat, tentang perjalanan kami berempat, Santo (GKJW Jemaat Malang), Benny
Ndjol (Jemaat Kebonagung), Pandu (Jemaat Sukun) dan saya (Jemaat Sukun) ke
Puncak Mahameru, (21-25/8).
Menikmati matahari terbit di Danau
Ranukumbolo. Merasai terik sinar matahari di padang rumput Oro-oro Ombo. Haru
menyerbu dan menggelayut di Puncak Mahameru. Serbuan debu Arcopodo. Senja yang
cantik di Ranupane. Kabut yang menyelimut dalam dingin di Tanjakan Cinta.
Keabadian bunga-bunga Edelweiss yang tiada duanya. Bintang-bintang jatuh di
atas kepala kami, seakan teraih dengan kedua tangan kami. Dinginnya air es yang
membekukan pucuk-pucuk tangan kami. Hangatnya api unggun yang mencoba
mengalahkan suhu minus 7 derajat; adalah
hari-hari kami di sana... Semuanya
bukanlah hal yang biasa. Semuanya spesial bagi kami.....
Alam
mengajarkan pada kami untuk selalu percaya pada diri sendiri, berpikir positif
dan belajar bersyukur atas apa yang ada, yang juga merupakan bagian karya
ciptaan-Nya. Alam tak bisa ditakhlukan. Saat merasakan dia menjadi sahabat,
maka keindahannya terpancar murni. Rawat dan lestarikanlah dia....
Spiritualitas bersaksi ramah lingkungan masih terus berlanjut.
qMZP3N
0 komentar:
Posting Komentar