BIJAK MEWARNAI KEHIDUPAN
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada
waktunya.
(Pkh. 3:1)
Suara bunyi musik berdentum-dentum, ditambah tampilan
perkusi yang bersemangat dari M1 Percussion. Para peserta Kemah Raya 2015 KPPM
MD Malang I, berkumpul di tanah lapang bumi perkemahan Coban Rondho. Nuansa
warna putih dominan dipakai oleh para peserta yang akan mengikuti kegiatan
closing Kemah Raya 2015.
Wajah ceria, senyum mengembang,
canda tawa berbaur dalam ratusan pemuda dari 13 jemaat wilayah MD Malang I
tersebut. Sesekali tangan bergerak lincah memotret diri bersama kawan-kawannya
yang lain. Seiring dentuman musik yang kian keras di wilayah bumi perkemahan
tersebut, colour party pun dimulai.
Dalam hitungan jari, bungkusan
warna-warni terbuat dari tepung terigu yang diwarnai dengan pewarna makanan itu
pun mulai terlempar ke langit. Wushhhh....langit yang bersih pun berubah
menjadi berwarna pelangi dari campuran warna yang berbaur: merah, kuning,
hijau, biru, ungu. Sekali lagi bungkusan warna-warni
dilempar....wussshhhh....mengenai setiap peserta, dan kaos putih yang mereka
kenakan pun berubah menjadi warna-warni. Sekejab pandang mata menjadi kabur,
udara menjadi sesak, debu berterbangan dan suara musik yang bising makin
menghentak suasana, ditambah tari-tarian khas anak muda yang seakan menyihir
dan menular ke setiap peserta colour party tersebut.
Di tengah-tengah euforia yang memuncak,
tiba-tiba musik dihentikan....suasana menjadi teduh kembali. Hanya tinggal
suara jeprat jepret kamera otomatis terdengar, mengiringi foto selfie di sana
sini. Tak lama panitia meminta setiap peserta untuk membantu membersihkan kembali
tanah lapang dan sekitar bumi perkemahan dari sampah-sampah yang berserakan.
Ya, usai sudah pesta yang berlangsung, melepaskan penat dari tiga hari
berturut-turut dengan sesi yang cukup padat. Saatnya kembali pada realita yang
ada.
Pertanyaannya adalah, apakah tiga
hari yang telah dilampaui bersama dalam kegiatan Kemah Raya 2015 ini telah
menjadi berkat bagi anak-anak muda KPPM MD Malang I?
Penulis Kitab Pengkhotbah, mengingatkan bagi kita
semua, “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu,
biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan
pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan
membawa engkau ke pengadilan!” (Pkh. 11:9)
Apa maknanya bagi kita?
Kita diminta untuk selalu waspada, di tengah-tengah situasi apapun. Sukacita
yang berlebih tak selamanya baik. Kesedihan yang terus menerus pun tak akan
mendatangkan kebaikkan. Mari bijak memaknai waktu dalam hidup ini, ada waktu
untuk bersuka, ada waktu untuk berduka, ada waktu untuk menangis, ada waktu
untuk bergembira, ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk mati, ada waktu untuk
menabur ada waktu untuk menuai, semua ada waktunya.
Selamat melalui
hari-hari ke depan dengan semangat muda yang menyala-nyala, namun juga selalu
disertai hikmat dan tuntunan dari Allah. Selamat berkarya....selamat menjadi
bijak dalam kehidupan!
(Ayik)
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar:
Posting Komentar