“KOPI PANCAL”
RAMAH
LINGKUNGAN, RAMAH BERKAWAN
Mendung bergelayut di atas langit Kota Malang,
kala kami menyusuri gang-gang kecil di wilayah Kelurahan Gadang, Kecamatan
Sukun, Kota Malang. Ya, di Gadang gang 12b nomor 42, akhirnya kami berlabuh, di
kediaman Gianto yang akrab dipanggil Gogok, penggagas Kopi Pancal.
Kecintaannya
mengendarai sepeda pancal serta berkumpul dengan komunitas salah satu kendaraan
ramah lingkungan ini, telah memunculkan ide bagi pemuda lajang 31 tahun ini.
Berkat kejelian dan kreativitasnya, peluang bisnispun coba direngkuhnya.
Sore
itu, Gianto tengah sibuk mempersiapkan perlengkapan Kopi Pancalnya. Sepeda fixed gear sebagai ikon usahanya,
disulap layaknya penjual minuman keliling, lengkap dengan kotak kayu pada
bagian belakang sepedanya. Sembari sedikit berbenah, dia mengisahkan awal mula usahanya
berjualan kopi dengan sepeda pancal tersebut.
![]() |
Gianto - Foto : Catur Pamungkas |
“Ide awalnya bermula dari teman-teman
komunitas sepeda fixed gear,
yang bingung mencari tempat nongkrong kala bersepeda malam. Akhirnya
seorang teman mengusulkan untuk berjualan kopi,” urai Gianto mengawali kisahnya. Berawal dari keluh kesah inilah, kreativitas dan keterampilan Gianto diolah. Berbekal
pengalaman bekerja pada sebuah kafe beberapa tahun silam, dia mulai merintis usaha tempat tongkrongan yang
unik, dengan sajian kopi yang unik pula.
Saat
disinggung, mengapa
menggunakan sepeda
pancal untuk berkeliling menjajakan dagangannya, dengan
antusias Gianto menerangkan, “Selain menyehatkan, bersepeda juga ramah lingkungan. Menggunakan sepeda untuk aktivitas
sehari-hari juga dapat mengurangi kemacetan,” tegas anak kedua dari tiga orang
bersaudara ini, yang merasa mulai terganggu dengan kemacetan di kota Malang beberapa saat ini.
Akhirnya, pada saat acara Wednesday
Night Ride
(WNR), pada November 2012, di Malang, Gianto mulai
mempromosikan “Kopi Pancal”, yang
mendapat sambutan sangat baik. Selang
sehari, dia makin memantapkan usahanya
dengan memilih tempat berjualan yang strategis di Simpang Balapan Ijen, depan
Poltekes Ijen, Malang.
Usaha Gianto makin membuahkan hasil. Tempat
tongkrongan yang banyak didatangi para pelanggan ini, terhampar di rerumputan
hijau dan di bawah rerindangnya pepohonan. Para pelanggannya pun bukan hanya dari
komunitas sepeda saja, tapi juga para mahasiswa, pemuda-pemudi, dan masyarakat
di sekitar Kota Malang, yang awalnya kepincut dengan strategi promosi lewat
jejaring sosial ini.
Ketika
ditanya mengenai menunya yang unik, Gianto mengaku meramu dan meracik sendiri,
sebelum menjadi sajian siap jual. Menu unik tersebut diantaranya: Kopi
Sarmento, kopi Adem-Panas, Suju atau Susu jeruk, HotSoe atau Hot Soeklat, kopi
jeruk dan menu-menu lain yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para
pelanggan.
“Kopinya
unik, rasanya asyik, cara jualannya juga nyentrik. Belum pernah tahu ada inovasi
kopi seperti ini,” ungkap Gembos, yang mengaku baru pertama kali mencicipi kopi Sarmento. “Tapi sayang, gak
ada tempat duduknya,” lanjut mahasiswa semester 6 Universitas Merdeka ini
sambil tertawa.
Melalui jejaring
sosial Facebook dan Twitter, Kopi Pancal
mempromosikan produknya. Tak tanggung-tanggung permintaan membuka cabang pun
mengalir deras dari para anggota komunitas sepeda di berbagai kota, sebut saja
Jakarta, Bandung, Surabaya, Kediri. Pada akhir Januari 2013, Gianto telah melakukan promo
produk ke Yogyakarta. Bahkan salah seorang rekan Gianto yang tengah menimba
ilmu di Australia tertarik dengan ide usahanya dan menawarkan untuk promosi
produk ke Melbourne.
Di
tengah-tengah kesibukannya meracik kopi hingga jauh malam, setiap harinya, Gianto
berencana mengembangkan usahanya ini dengan sistem waralaba (Franchise). Untuk mewujudkan hal
tersebut, dia bekerjasama dengan dua orang rekannya, Purbo (warga GKJW Jemaat
Kebonagung) dan Dany (warga GKJW Jemaat Kepanjen). “Jika sudah menemukan sistem
yang bagus untuk bisnis waralaba, kami berencana untuk membuat semacam kafe,
sehingga pelanggan Kopi Pancal lebih nyaman saat menikmati menu kami. Tapi,
ikon sepeda tetap tidak dihilangkan, karena itu bahasa kita, Kopi Pancal,”
tegas Gianto.
Untuk
saat ini, Kopi Pancal masih terus mempromosikan usahanya dalam beberapa event,
termasuk dalam kegiatan-kegiatan gerejawi, khususnya di lingkup GKJW, membuka
outlet-outlet baru di beberapa wilayah, hingga membuat merchandise Kopi Pancal
seperti t-shirt, tas, topi dan pin.
Kopipancal ~
Twitter: @kopipancal, FB: https://www.facebook.com/messages/kopi.pancal
qJendra & Catur P.
0 komentar:
Posting Komentar