Sungguh bukan
waktu yang singkat, selama 15 tahun GKJW Jemaat Kebonagung telah melakukan
proses pertumbuhan pelayanan, sejak 1997. Bermula pada 1961 sejumlah warga GKJW
Jemaat Malang yang bertempat tinggal di Desa Kebonagung memulai aktivitas
pelayanan, dengan melakukan ibadah rutin setiap Rabu malam di rumah salah satu
warga tersebut. Karena jumlah warga yang melakukan ibadah keluarga semakin
bertambah jumlahnya, maka ibadah dipindah tempatkan ke Poliklinik RSKI Panti
Husada, Jl. Raya Kebonagung. Pada 1978 tempat inipun juga tidak mampu menampung
jemaat yang semakin bertambah jumlahnya, hingga meminjam gedung gereja GKI
Kebonagung dan kapel umat Katholik Wisma Bakti, dengan menyesuaikan jadwal
ibadah.
![]() |
Peniupan
lilin ulang tahun oleh Pdt. Tri Kridaningsih, menandai
15 tahun perjalanan GKJW
Jemaat Kebonagung. (Foto:dok.pan)
|
Pada tahun 1982, seorang warga yang bertempat tinggal
di Wagir meminta kepada jemaat untuk melakukan
ibadah di rumahnya dengan alasan mampu menampung jumlah jemaat. Pada tahun ini
pula dibentuklah Panitia kecil pembangunan gereja, selanjutnya berhasil membeli
sebidang tanah untuk pendirian gereja dengan ukuran 11 x 15 meter di Jl.
Magersari Utara 27, menggunakan dana sejumlah Rp 435.000,- yang terkumpul dari persembahan jemaat,
pinjaman, serta bantuan dari Jemaat Malang.
Tahun 1983
dibentuklah Panitia Pembangunan Gedung Gereja dan mulai melakukan pembangunan
hingga pada 21 Januari 1985, surat IMB diserahkan pada pihak gereja, meskipun
dalam prosesnya sempat diwarnai keberatan oleh masyarakat sekitar.
Pada 30
September 1988, Pdt. Suwignyo Suwondo, S.Th. dilantik menjadi pendeta Jemaat Malang
dan melayani warga di Kebonagung, yang juga merupakan wilayah pelayanannya.
Atas keputusan Sidang Majelis Daerah Malang I pada tahun 1994, Jemaat
Kebonagung diputuskan menjadi Calon Jemaat (Cajem) dengan ditambah wilayah
pelayanan Pepanthan Wagir. Tanggal 13 Agustus 1995, pendeta jemaat digantikan oleh
Pdt. Drs. Sumardiyono, selanjutnya digantikan Pdt. Bambang Heru Absara.
Tepat
pada 14 September 1997, Cajem Kebonagung diresmikan menjadi GKJW Jemaat
Kebonagung dan Pdt. Bambang Heru Absara dilantik menjadi pendeta jemaat
pertama. Pada 7 September 2003, Pdt. Drs. Sih Ageng Kromoniti dilantik menjadi
pendeta jemaat menggantikan Pdt. Bambang Heru Absara. Oleh karena tuntutan
kebutuhan tempat untuk pelayanan terhadap anak dan remaja, juga mengingat terbatasnya
tanah gereja, maka dibangunlah lantai tiga pada tahun 2005. Pada tahun yang
sama, tepatnya 7 Maret warga GKJW Jemaat Kebonagung yang bertempat tinggal di
wilayah Pakisaji memulai pembangunan rumah ibadah (tempat pembinaan warga).
Hingga saat
ini GKJW Jemaat Kebonagung dilayani Pdt. Tri Kridaningsih. Secara faktual kegiatan pelayanan di wilayah
Kebonagung dimulai sejak tahun 1960, namun resmi menjadi jemaat mandiri pada 14
September 1997. Tanggal itulah yang
dijadikan tonggak sejarah berdirinya Jemaat Kebonagung.
Namun, saat khotbah
dalam ibadah peringatan ulang tahun ke-15 (16/9), Pdt. Tri Kridaningsih
menunjukkan bahwa sebenarnya usia 15 tahun perjalanan pelayanan gereja, masih
sangat remaja. Dibutuhkan kemauan, kerendahan hati, dan kedewasaan untuk terus
melakukan pembenahan di tengah tantangan yang semakin besar.
*Purba

0 komentar:
Posting Komentar