![]() |
Foto : Dany Kr |
“Awas, kamu ya....kamu tidak pantas
berhubungan dengan anakku. Apalagi sampai jatuh cinta!” ketus suara Mrs. Mince
pada Arum yang sedih dan terluka.
“Maafkan saya, Tante....saya tidak
bermaksud....” ucap Arum dengan sedih dan berurai air mata.
“Tidak bermaksud?” ketus suara Mrs. Mince
terdengar lagi. “Pasti kamu berusaha mendapatkan harta kami....”
Sepotong cerita pembuka, di Kemah Raya
2012, bertempat di Arboretum, Ds.Sumber Brantas, Batu, Malang (13/7). Sekitar
200 orang pemuda dari jemaat-jemaat di wilayah Malang Daerah I, bersatu hati
mengikuti kegiatan perkemahan. Meskipun dingin menusuk tulang, dan kabut yang
turun, tak meluruhkan semangat para pemuda untuk mengikuti kegiatan ini.
Bermula dari Arum, seorang gadis pemulung, yang
tinggal bersama kedua adiknya, Lintang dan Sekar, semenjak kedua orangtua
mereka meninggal. Meski hidup dengan memulung, mereka hidup dengan rukun dan
saling mengasihi. Arum yang cerdas, bahkan mampu membuat usaha daur ulang dari
sampah-sampah yang dipungutnya.
Suatu saat, Arum berjumpa dengan Djalu, anak
tuan tanah yang kaya raya. Witing tresna
jalaran saka kulina ternyata juga menyerang mereka, akhirnya mereka berdua
saling jatuh cinta. Tapi ternyata cinta sejati mereka tak mendapatkan restu
dari Mama Djalu, Mrs. Mince, yang menganggap bahwa cinta Arum hanya untuk
merebut harta kekayaan mereka.
Sepotong cerita Oratorium ini, merupakan
murni karya cerita dari anak-anak pemuda MD Malang I. “Baik cerita, lagu,
musik...semua adalah hasil karya teman-teman,” terang Benny Irawan, koordinator
Gerobak Sanggar KPPM MD Malang I.
Lebih lanjut, Benny menerangkan bahwa
sebenarnya tampilan Oratorium ini adalah sebagai pembuka kegiatan Kemah Raya
2012, yang mengambil tema “Berani Beda,” yang berani menciptakan perubahan
positif dan menjadi terang.
![]() |
Foto : Dany Kr |
“Sebenarnya cerita ini adalah pengantar
buat teman-teman, untuk mengikuti rangkaian kegiatan Kemah Raya ini. Bahwa
sebenarnya para pemuda juga harus berani beda untuk mengisi masa mudanya, dan
menentukan masa depannya,” urai Benny, yang hoby melantunkan puisi ini.
Kalian juga mau berbeda? Beranilah tampil
beda!
(Ayik)
0 komentar:
Posting Komentar