Sebuah Refleksi:
Bagi Dialah, yang dapat
melakukan jauh lebih dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang
ternyata dari kuasa yang ada di dalam kita,
(Efesus 3:20)
![]() |
Berdoa sebelum RunDown acara di mulai (Foto: Puguh) |
Bagaimana tidak? Hampir sekitar tiga bulan berjalan,
teman-teman panitia disibukkan oleh beragam persiapan tersebut, acara, dana,
juga hubungan dengan berbagai pihak, agar acara berjalan mulus. Segala upaya
juga dilakukan, dari mulai ngamen ‘berjimbe’ di Malang Tempoe Doloe 2012, di
kawasan Ijen, Malang, hingga jualan dari gereja ke gereja, juga upaya penjualan
t-shirt. Bisa dibilang tenaga dikerahkan segala cara, agar tetap bersemangat
dan apa yang diharapkan terlaksana.
![]() |
Malam refleksi Panitia Kemah Raya dan pembasuhan kaki sebagai symbol saling melayani dengan kerendahan hati. Sukun, 11 Juli 2012 (Foto: Dendy J.)
|
Meski demikian, saat lelah menerjang, tak dapat dipungkiri jika jiwa pun bisa saja meradang. Puji Gusti, Rabu malam, (11/7), sedikit terobati kepenatan para panitia saat bisa merefleksikan kembali tujuan kebersamaan selama ini dalam Perenungan malam & Pembasuhan kaki. Kita semua diingatkan bahwa rangkaian kegiatan yang kita jalani adalah bagi Tuhan, dan bukan untuk ego kita sendiri. “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”(Kol.3:23)
Malam itu, sempat terbersit sebuah ketakutan tersendiri
akan pelaksanaan Kemah Raya esok hari....kali ini bukan karena masalah
ketaksiapan para panitia, namun karena ada sebuah ‘lawan’ yang tak kasat mata,
yang mungkin saja menjadi penghalang dalam proses kegiatan tersebut.
Seperti
pada Kamis, 12 Juli 2012, saat rombongan pertama teman-teman panitia loading
barang dan mendirikan tenda, sekitar pukul 17.25 WIB, mendadak kabut tebal,
pekat, disertai rintik hujan melingkupi area perkemahan. Rio (Jemaat Wonorejo)
setelah berinteraksi langsung dengan sosok yang sekilas mirip dengan seorang
teman panitia, ternyata sosok yang ditemui tersebut bukanlah teman panitia,
tapi makhluk berambut gondrong yang hanya memiliki satu mata yang terletak di
tengah-tengah kening (semacam genderuwo). Setelah interaksi tersebut, Rio
mengalami meriang.
Beberapa
teman panitia juga mengalami interaksi langsung dengan makhluk tak kasat mata tersebut
beberapa kali, selama proses Kemah Raya berlangsung. Genset dan HT teman-teman
juga mengalami gangguan. Beberapa kali kabut tebal dan gerimis tiba-tiba
menyerang ke areal perkemahan, tapi kemudian mendadak juga hilang, usai
teman-teman berdoa.
![]() |
Kabut Menyelimuti Area Kemah Raya, 13 Juli 2012 pk. 19.14. (Foto: Dany Kr) |
Ya, sebuah retret, Kemah Raya, pasti selalu diimbuhi
pengalaman rohani juga. Memang, setiap
kegiatan keagamaan selalu diwarnai pergumulan spiritual - dalam berbagai
bentuk. Tentu, harus bersyukur atas iman dan pemeliharaan Tuhan pada para
pemuda KPPM MD Malang I. Luar biasa, sebuah pengalaman baru, peperangan rohani
ini, ternyata memberi nilai lebih. Pertarungan spiritual selalu ada. Baik
secara adikodrati maupun secara ideologis...dan sampai di sini pemeliharaan
Tuhan sempurna bagi kita semua.
Saya percaya, itu juga karena
iman dan percaya teman-teman kepada Tuhan Yesus,
Sehingga roh yang ada dalam
diri kita mampu mengalahkan kuasa kegelapan. “Kamu berasal dari Allah, …. sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada
roh yang ada di dalam dunia.” (I Yoh.4:4)
Teruslah berkarya dan andalkan
Tuhan dalam hidupmu.
Berkah Dalem,
Ayik - Tim Media
0 komentar:
Posting Komentar