Shaloom...

Shaloom...

Flexible Home Layout

Tabs

Main menu section

Sub menu section

Break

Page

“Sebab di tangan pemuda nasib gereja akan berlangsung” (Pdt. Tjondro Firmanto Gardjito)

Bapak yang menjabat sebagai ketua Majelis Agung sampai periode tahun 2019 dan ketua pembina yayasan UKSW ini sudah ikut Road Service yang pertama di Mojokerto dan yang ketiga sekarang di Surabaya. “Sebelumnya trimakasih bahwa acara Road Service ini berjalan dengan baik yang telah ditata oleh panitia dan siapa saja yang ada di dalamnya. Pelaksaan Road Service ini semakin ada penyesuaian dengan konteksnya, semakin ada penyempurnaan di Banyuwangi, Surabaya dan yang terakhir di Malang”, cakap bapak yang punya hobby traveling ini. Bicara tentang Road Service sebenarnya seperti apa yang sudah jadi pergumulan bahwa GKJW ini sedang mengalami masa transisi memang sebuah fenomena yang tidak bisa diabaikan. Masing-masing punya kepentingan untuk bisa diwadahi baik antara golongan yang sepuh atau para muda. Sementara gereja memang harus bisa menempatkan dua-duanya pada porsinya sebagai bagian dari warga jemaat.
Pria yang suka wisata kuliner makanan Indonesia ini menjelaskan bahwa Road Service sebenarnya bukan sebuah keputusan Majelis Agung tetapi ini sebuah gagasan dari para Pendeta muda terkait kebutuhan ketika melihat bagaimana para pemuda itu perlu sebuah tempat atau wadah bagi mereka untuk beribadah. Seperti yang terlihat di dalam rangkaian liturgi terkesan bahwa memang para pemuda itu butuh wadah. Sebenarnya terlihat ada kesetiaan kepada gereja dari mereka, hanya mungkin apa yang diharapkan itu tidak bisa berjalan karena permasalahan komunikasi antara jemaat yang sepuh dan jemaat yang muda.
Road Service itu digagas kaitannya juga memperhatikan apa yang terjadi di dalam para pemuda itu sendiri. Itulah ruang yang sedang disiapkan oleh teman-teman pemuda, entah bagaimana bentuknya hal ini diterima atau tidak, tapi persoalannya adalah kita sedang menggali sebuah kemauan, harapan yang dimiliki oleh pemuda terkait mengenai kehidupan GKJW ke depan. Road Service ini adalah ruang untuk menampung para muda ketika kita mencoba mengekspresikan ibadah di dalam sebuah bentuk ibadah yang kreatif. “Kita belum mengevaluasi apakah hal ini diterima atau tidak, tapi yang penting bagi mereka ada suatu wadah supaya kemudian orang tidak berpikir bahwa GKJW begitu-begitu saja”, terangnya. Sementara tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teologi yang berkembang di luar GKJW itu sangat pesat dan itu bisa mempengaruhi para muda terkait dengan kehidupan rohaninya.
“Jaman sekarang itu urusannya kan puas dan tidak puas, tapi kalau tidak puas saya itu easy going , saya bisa kesana-kemari. Itulah yang kemudian GKJW tidak memberikan patokan, tetapi juga harus mencoba menangkap dalam kaitannya membina para muda yang merupakan bagian dari GKJW itu sendiri”, ujar bapak dari tiga anak ini.
Road Service adalah sesuatu yang  memang perlu disuguhkan untuk menampung aspirasi teman-teman muda sekaligus kita punya kepentingan adalah menjelaskan siapa GKJW. Apakah GKJW itu seperti yang mereka bayangkan? Apakah GKJW  itu tidak bisa berkembang dan berubah? Itulah dinamika yang harus kita buat di dalam acara setelah ibadah. Ibadah itu hanya satu saja, awal untuk menyatukan mereka, kemudian membangun persepsi lewat diskusi dan komunikasi.
Arus informasi adalah sebuah produk modern, tentu tidak bisa kita abaikan yang mungkin artinya gereja itu menolak, hal tersebut harus kita ikuti. Sebab jika tidak kita ikuti, pasti akan berdampak pada akibat itu sendiri yaitu kita akan menjadi generasi yang tertinggal. Tetapi itu tidak mungkin, karena kebutuhan global yang memang harus terpenuhi. Hanya saja persoalannya adalah gereja belum begitu konsentrasi dalam menyiapkan era itu dan itu memang perlu dibicarakan secara khusus sehingga ketika ketika arus modern dan produknya sudah masuk, gereja juga sebenarnya sudah menyiapkan program-program yang dapat dijadikan antisipasi dengan mempersiapkan para muda untuk perubahan yang terjadi. Hal ini disebut juga transisi, dari era yang semula tradisional menjadi era modern adalah sebuah keadaan yang harus kita siapkan, dan gerejapun juga harus demikian.
Pemuda itu sendirilah yang sebenarnya lebih menguasai daripada yang sepuh. Kalau ingin itu juga diantisipasi yang kaitannya dengan menyiapkan semuanya, pemuda juga harus dilibatkan atau terlibat penuh dalam gerejanya. Itu sebabnya  semangat untuk memiliki ‘Aku Untuk GKJW’ sebenarnya disitu. “Sudah saatnya pemuda itu tampil. Tidak usah kemana-manalah, ini tempatmu, bisa duduk disini, bergumul dengan persoalan-persoalan teologi. Kalo mau lirik-lirik silahkan, tapi tetaplah di tempat ini kita openi. Hanya saja kita menunggu saja transisi ini akan berjalan dengan baik, nanti merekalah juga yang akan menyiapkan untuk masuk di era sana”, paparnya.
Kaitannya dengan IT bukan kita tolak tetapi ayo kita bersama-sama mempersiapkan itu dengan baik misalnya diimbangi dengan pembinaan etikanya. Banyak filter-filter dan pengaruh yang positif bagi kita disana. Itulah tugas gereja yang perlu disiapkan ke depan terkait dengan masa depannya pemuda, karena kita tidak tau dunia yang akan datang, tetapi beberapa dampak sudah kita rasakan di era saat ini.
Kalau cita-cita saya kita diwarisi lahan apapun oleh nenek moyang kita ini sudah baik, jangan sampai lahan yang sudah dipercayakan kepada kita menjadi hilang begitu saja. Saya yakin para muda GKJW ini banyak yang pandai dan berbakat, yang mampu menjadi orang hebat. Orang GKJW ada dimana-mana, hanya ketika kita butuh, mungkin belum punya wadah yang representatif. Kita jadikan hal ini maksimal dengan kita warga GKJW di Jawa Timur yang kurang lebih sejumlah 134.000 jiwa kita bangun bersama.
Ruang yang diciptakan oleh para muda ini juga bisa membangun yang harapannya dapat melanjutkan komunikasi yang telah kita buat dalam Road Service atau acara lainnya. Kita bisa ciptakan pemerhati-pemerhati. Di era ini bukan hanya mengenai gereja saja, tetapi perkembangan lainnya di luar sana jadi penguat kita. Dimulai dari GKJW  dengan kita dapat ambil bagian dan terus berkembang. Jelas belum sepurna, tetapi akan jadi sempurna saat kita bersukacita.
Semoga Road Service tidak berhenti di Malang nanti yang ini adalah ruang untuk menyalurkan aspirasi pemuda agar terlibat di kegiatan gerejanya. Saya berharap ada intelektual kita dan jangan sampai mundur. Kita (gereja )tidak bisa diam karena era yang terus maju dan berkembang. Lebih baik mewadahi diri disini karena kita disini dekat Tuhan dan ketika sepandai-pandainya seseorang pasti akan mengandalkanTuhan, sehingga tetap terbatasi oleh campur tangan Tuhan
“Saya minta tolong kepada teman-teman pemuda, wis ini punyamu, ini rumahmu, ayo dibenahi bersama, kita berkumpul bersatu kalau gak cocok ya ngomong!  Saya ingin teman-teman pemuda itu mengambil alih apa yang bisa menjadi kreativitasnya untuk mengembangkan aset yang diberikan Tuhan kepada kita apapun itu. Semua kita awali dari diri kita sendiri. Kita upayakan menjadi baik, Tuhan memberkati itu”. (Ce)

Sumber : www.roadservicegkjw.com
Share on Google Plus

About M1_media

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Komen
    Facebook Komen

0 komentar:

Posting Komentar

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut