Hari minggu harinya Tuhan. Minggu pagi, (10/7/2016) para pamong dan pemuda GKJW Jemaat Peniwen tengah sibuk mempersiapkan tempat untuk kegiatan Parade Kidung Kontekstual Bahasa Jawa, yang digagas oleh Komisi Pembinaan Anak dan Remaja Daerah (KPARD) Malang I. Dengan berseragam merah, para panitia telah siap di posisi masing-masing, menyambut rekan-rekan KPAR Jemaat se-MD Malang I.
Satu per satu rombongan jemaat datang, mulai memenuhi Balai Desa Peniwen, tempat berlangsungnya acara. Warna sukacita terpancar dari setiap anak-anak yang hadir didampingi pamong dan anggota keluarganya masing-masing. Terik matahari pagi itu menambah semangat. Para pemuda pun datang meramaikan suasana, mendukung dan mendampingi adik-adiknya.
Parade Kidung Konsteksual Bahasa Jawa di wilayah MD Malang I ini, memang baru pertama kali diadakan. Didukung oleh 13 jemaat se-MD Malang I, yang terdiri atas 15 kelompok, yang sudah mempersiapkan diri untuk memuji Tuhan.
Dimulai dengan doa pembukaan, serta puji-pujian yang dikumandangkan bersama, ibadah pembukaan dipimpin oleh Pdt. Sutriyo. Selepas ibadah acara berlanjut dengan sambutan-sambutan dari ketua PHMD Malang I dan Ketua KPARD, yang diwakili oleh Pdt. Hariadi.
Rangkaian Parade Kidung Konsteksual Bahasa Jawa dimulai dengan penampilan dari setiap jemaat yang membawakan lagu wajib “Monggo Muji Gusti” dan lagu pilihan: “Amung Pangeran”, “Gusti Yesus Juru Pangen”, dan “Puji Gusti”. Penampilan beragam dari peserta yang beragam mulai dari anak remaja, madya, bahkan juga pratama yang turut memuji Tuhan. Sungguh menyenangkan melihat anak-anak kecil dengan tulus hati memuji nama Tuhan, secara bergantian.
Setelah semua peserta tampil, ada waktu istirahat sejenak, untuk makan siang. Suasana tetap ramai, ada beberapa anak mempersembahkan pujian menghibur para penonton. Ini merupakan arak-arakan atau iring-iringan, barisan untuk memuji Tuhan, seperti bangsa Israel memuliakan nama Tuhan. Tapi mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh mendatangkan mukjizat Tuhan, seperti merobohkan tembok Yerikho; Paulus dan Silas yang keluar dari penjara karena pujian.
Penghargaan tiga terbaik dari kegiatan Parade Kidung Konsteksual Bahasa Jawa ini, yakni: Jemaat Suwaru, Jemaat Peniwen dan Jemaat Peniwen di pepanthan Ringin pitu.
Pdt. Suko Tiyarno, salah satu pengamat dalam kegiatan parade ini sempat memberikan pengarahan dan evaluasi: bagaimana pengucapan dengan Bahasa Jawa yang benar. Setiap nada dari lagu tersebut yang benar seperti apa. Bagaimana menjadi dirijen (pemimpin paduan suara) yang baik. Bahkan para anak-anak yang mengikuti parade belajar bersama-sama pada beberapa bagian lagu.
Rintik gerimis yang tiba-tiba turun, tak mematahkan anak-anak untuk belajar bernyanyi bersama. “Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk dapat memuji Tuhan dengan lebih baik. Setiap jemaat ada hubungan dekat, bukan hanya menunjukkan ini lho, gerejaku,.. tapi bagaimana mewujudkan patunggilan kang nyawiji,” himbau Pdt. Hariadi. Semoga! (haren)
0 komentar:
Posting Komentar