Rabu petang itu, (8/8), menjadi
ungkapan syukur warga GKJW Jemaat Malang, karena mereka tengah merayakan
sukacita Hari Ulang Tahun (HUT) ke-89.
Bertempat di rumah ibadah, ibadah
syukur sederhana, yang mengambil tema: “Kasih Yesus yang Mempersatukan” (Ef.
4:16), berlangsung cukup meriah. Beberapa tampilan dari kanak-kanak hingga
warga dewasa, ikut memeriahkan ibadah syukur yang dilayani Pdt. Puspo Gardjito,
SSi., tersebut.
Sejarah GKJW
Jemaat Malang
Greja Kristen Jawi Wetan Jemaat Malang semula bernama De Indische Kerk, yang berdiri
sejak tanggal 2 Agustus 1923. Pada waktu itu jemaat belum memiliki gedung
gereja. Kebaktian Minggu dan kegiatan-kegiatan lain, dilakukan di rumah warga
secara bergiliran. Jemaat juga pernah mengadakan kegiatan bergereja di Gedung Christelijke Militair Thuis (sekarang
Komplek SKODAM) dan gedung Sekolah Rakyat Cina (HCS= Hollandsch Chinesche School) yang sekarang menjadi Pusat
Perbendaharaan Negara (KPPN di Jl. Merdeka Selatan. Dan, terakhir menempati
pendopo Balewiyata, yang sudah berdiri sejak tanggal 6 Januari 1927 (sebelum
jemaat memilki gedung gereja sendiri).
Dari tahun ke
tahun gereja mengalami perkembangan. Jumlah warga terus meningkat. Mengingat
keadaan tersebut maka dipandang perlu untuk membangun gedung gereja. Oleh
karena itu pada tanggal 2 Agustus 1929, majelis jemaat Malang membentuk sebuah
panitia dibawah pimpinan J. Mattheus Jr., selaku ketua, dibantu M.T.
Wirjosoedjono selaku sekretaris dan M Wirjomoesti selaku bendahara. Panitia dan para pendeta yaitu J.Pik, Ds. JMS Baljon,
Ds. BM Schuurman dan Ds. C.W. Nortier mendapat tugas membangun gedung gereja.
Direncanakan pembangunan menelan biaya 12.000 gulden, padahal dana yang
tersedia baru 7.000 gulden. Kekurangannya didapatkan dari persembahan warga
jemaat, baik yang ada di kota maupun warga marenca. Pada akhirnya gedung gereja
dapat diselesaikan pada tahun 1931.
Secara
resmi, gedung gereja digunakan pada hari Minggu 8 Maret 1931, pukul 09.00.
Kebaktian pembukaan dipimpin Ds.JMS Baljon, dengan bahasa Jawa. Pada tahun itu,
warga jemaat berjumlah 134 KK, 383 jiwa. Pada tahun 1977, Pdt.Srisanto
memperlengkapi bangunan gereja dengan kapandhitan. Dana diperoleh dari warga
Kristen di kota maupun maupun luar kota.
Para pendeta yang pernah menjadi
pendeta baku di Jemaat Malang adalah: Pdt Moeljodihardjo, 1931-1939, Pdt.
Mardjo Sir, 1940-1945, 1946-1961 merangkap sebagai ketua MA, Pdt. R.
Ardjotanojo, 1953-1975, Pdt. Moertodjo, 1958, 1960, Pdt. Wignjodihardjo,
1959-1976, Pdt Srisanto, S.Th, MA, 1976-1978, Pdt. R. Soetedjo Waringin,
1976-1982, Pdt. Soemarno, Sm.Th, 1978-1989, Pdt. Suwignyo Suwondo, 1989-1995, selanjutnya
Pdt. Drs. Sumardiyono, Pdt. Rudy Sewojo, STh, dan Pdt. Puspo Gardjito, S.Si
(dari GKJW Jemaat Gadang, yang saat ini bertindak selaku Pendeta Konsulen di
GKJW Jemaat Malang).
Pengembangan GKJW Jemaat Malang
ditandai dengan mendewasakan beberapa jemaat, yakni: GKJW Jemaat Pulungdowo,
1929, GKJW Jemaat Lawang pada 23 Mei 1965, GKJW Jemaat Bululawang pada 30 Mei
1965, GKJW Jemaat Kepanjen, 6 April 1969, GKJW Jemaat Sengkaling, 23 Mei 1969,
GKJW Jemaat Donomulyo, 23 November 1972, GKJW Jemaat Tulangbawang, 30 November
1975, GKJW Jemaat Batu, 23 Februari 1978, GKJW Jemaat Gadang, 9 Desember 1979,
GKJW Jemaat Dinoyo, 18 April 1984, GKJW Jemaat Kedungkandang, 6 Februari 1994,
GKJW Jemaat Kebonagung, 14 September 1997, GKJW Jemaat Sukun, 6 Februari 2005.
Saat ini, sebuah pepanthan di wilayah Jemaat Malang yang juga tengah
dipertimbangkan untuk mandiri adalah Calon Jemaat Mulyorejo.
Dirgahayu GKJW Jemaat Malang ke-89
tahun, semakin bertumbuh kembang didalam pelayanan-Nya.
qAyik
(sumber: http://gkjwjemaatmalang.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar